Sabtu, April 28, 2012

Desa Tempursari, Ngawen, Klaten


udaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya secara istilah adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
      Tempursari adalah desa (dukuh) yang mempunyai keunikan tersendiri di Jawa, desa yang terletak cukup dekat dengan pusat pemerintahan dan terletak di Kabupaten Klaten. Untuk mencapai desa ini melalui jalan darat dan berjarak sekitar 6km dari pusat kota Klaten. Desa ini sangatlah bernuansa religi karena dapat bertahan dari arus perubahan jaman yang sangat cepat dari budaya barat. Di desa tempursari juga memiliki masjid yang cukup besar dengan luas ±1500m². Masjid tersebut bernama masjid JAMI’ AR-ROZI. Konon masjid ini di dirikan oleh Kyai imam rozi, adalah seorang pengikut pangeran diponegoro pada tahun 1830 M. Kyai imam Rozi di makamkan di sebelah barat masji JAMI’ AR-ROZI. masjid JAMI’ AR-ROZI didirikan sekitar tahun 1840. Prasasti yang tertulis di mimbar tertulis tahun 1248 H. Pada tahun 1995 pengurus ta’mir masjid mengadakan rapat untuk merehap masjid dan baru terlaksana pada tahun 2002 sampai tahun 2004 dengan biaya sekitar Rp. 600.000.000,- dan masih ada pengembangan pembangunan sampai sekarang. Belum lama ini masjid JAMI’ AR-ROZI mendapat juara pertama lomba usaha kesehatan masjid se-Klaten dalam rangka hari awal bakti departemen Agama ke-47. Walaupun semua sangat sibuk dengan rutinitasnya masing-masing, tetapi masyarakat dukuh Tempursari selalu meluangkan watu untuk sholat berjamaah di masjid Jami. ini dikarenakan Masyarakat Tempursari sangat mengerti akan kenikmatan sholat di masjid, dan kepedulian ini sudah melekat turun temurun dari setiap individu.
      Desa Tempursari (dukuh tempursari) mempunyai luas area sekitar 13 hektar, ketika desa-desa  lain di Klaten mulai terpengaruh akan suatu hal yang menyimpang dari ajaran agama, yang sangat mendominasi dengan kehadiran minuman keras. Desa Tempursari tetap saja berdiri kokoh tidak peduli dengan perubahan jaman dengan tetap berpegang teguh dengan ajaran islam. Dan tidak hanya itu desa tempursari juga mempunyai budaya-budaya yang berkaitan dengan Agama seperti pengajian bergilir, pengajian anak-anak, musyawarah desa, bersih-bersih masjid, dsb.
Berikut ini macam-macam budaya yang ada di Tempursari:
  1. Rapat, yang meliputi:
·         Rapat pengurus harian, sekali sebulan
·         Rapat pengurus lengkap, 3 bulan sekali atau jika di pandang perlu setiap saat dapat mengadakan rapat
·         Rapat pleno yang melibatkan semua jamaah diadakan minimal setahun sekali. Semua kegiatan di syahkan oleh rapat pleno.
  1. Sholat Rowatib dan sholat jum’at, agar ada kepastian siapa yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pelaksanaan sholat rowatib dan sholat jum’at, di buatlah jadwal imam.
  2. Kegiatan Romadhon, yang meliputi:
·         Buka bersama, setiap hari.
·         Shalat tarawih, setiap hari.
·         Shalat tarawih anak-anak, setiap hari.
·         Kultum, setiap hari.
·         Kultum anak-anak, setiap hari.
·         Tadarus, setiap hari.
·         Pengajian Remaja, setiap hari.
·         Kuliah ba’da subuh, Jum’at.
·         Pengumpulan zakat fitrah, 1 hari sebelum hari raya.
·         Eakbiran, 1 hari sebelum hari raya sesudah sholat isya
Jama’ah masjid JAMI’ bervariasi dalam hal usia, tingkat pendidikan, sosial ekonomi maupun faham agama. Namun demikian tidak menimbulkan perpecahan. Segala sesuatu diselesaikan secara musyawarah.
  1. Sholat hari raya, shalat hari raya fitrah (fitri) maupun kurban (adha) di laksanakan di halaman SD ll Tempursari dan di masjid JAMI’ Ar Rozi. Sedangkan penyembelihan hewan kurban di laksanakan di halaman rumah Alm. Bp. Drs. H. DQ. Muhtar.
  2. Ibadah sosial.
Pelaksanaan zakat Fitrah dan Qurban di tangani oleh panitia yang di bentuk secara insidentil. Kepanitiaan ini di tangani oleh para remaja yang tergabung dalam IRMAS (Ikatan Remaja Masjid Tempursari).
Untuk meringankan biaya Qurban, maka diadakan tabungan Qurban. Uang tabungan di masukkan ke BMT Mentari Tempursari. Pada waktu akan Qurban baru di ambil.
  1. Pendidikan Formal.
Sarana sekolah yang ada di tempursari meliputi : Taman Kanak-kanak, Madrasah ibtidaiyah, Madrasah Diniyah dan SMP Al-Islam. Selain itu di malam hari ada pengajian anak-anak dengan sistem Pondok yang di asuh oleh Bp. Syamsudin, Bp tohir wijaya, dan ibu Nur Hidayah
  1. Pendidikan non formal.
Agama islam mengajarkan umatnya agar belajar selama hayat di kandung badan (long live induction). Atau seperti sabda Nabi Muhammad: “Carilah ilmu dari ayunan sampai ke liang lahat”.
Dengan semangat thalabul ilmi itulah berkembang pengajian /majelis ta’lim sesuai dengan profesi dan kelompok usia, yang meliputi:
A.      Pengajian rutin:
-          Pengajian Ba’da Magrib, setiap hari
B.      Pengajian mingguan:
-          Ibu, setiap sabtu
-          Ibu, setiap senin
-          Pengajian bapak, setiap rabo
-          Teratai suci, setiap sabtu
-          Kajian remaja, setiap ahad
-          Anak-anak, setiap sabtu ba’da magrib

C.      Dwi mingguan:
-          IRMAS (Ikatan Remaja Masjid Tempursari), setiap sabtu
-          BMT (Baitul Maal wa Tamwil), setiap selasa ba,da isya
D.     Pengajian setiap bulan:
-          KUB Harapan, hari sabtu
E.      Kegiatan umum:
-          Pengajian ahad wage, ahad 11 april 2010
  1. Remaja dan Olah Raga.
  Pernah di rintis olah raga tenis meja, bulu tangkis, volley ball, sebenarnya punya sejarah cerah, sebab untuk tenis meja dan volley ball ini kerap kali menjuarai dalam turnamen/lomba. Tiadanya kesinambungan ini karena pemuda-pemudanya banyak meninggalkan kampung halaman setelah tamat belajar/kuliah. Namun demikian setiap peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan selalu di selenggarakan perlombaan-perlombaan olah raga dan seni. Begitu pula dengan peringatan hari besar islam. Perlombaan-perlombaan ini bukan semata-mata mengejar prestasi tetapi lebih bersifat hiburan.
LIHAT LEBIH JELAS KLIK

2 komentar:

SemutMerah07 mengatakan...

bagus gelaaaa...

SemutMerah07 mengatakan...

bgus gelaa..

Tanggapan anda tentang desa tempursari